Widget HTML #1

Bulan Haram, Definisi dan Apa Saja Bulannya?

Mungkin Anda pernah bertanya-tanya, mengapa dalam Islam terdapat bulan haram? Apakah bulan haram itu, dan apa saja yang termasuk dalam bulan haram? Sebelum membahas ini, kita perlu tahu, bahwa kalender yang digunakan dalam Islam bukanlah kalender Gregorius atau Gregorian, yakni kalender yang digunakan di Indonesia dan dunia secara umumnya. Jika kalender Gregorian menggunakan sistem kalender syamsiyah, atau perputaran matahari, maka kalender Islam menggunakan sistem qomariyah, atau merujuk pada peredaran bulan.

Ada 12 bulan dalam sistem kalender Islam, yaitu 1. Muharram, 2. Safar, 3. Rabiul Awal, 4. Rabiul Akhir, 5. Jumadil Awal, 6. Jumadil Akhir, 7. Rajab, 8. Syakban, 9. Ramadhan, 10. Syawal, 11. Dzulkaidah dan 12. Dzulhijjah. Di antara 12 bulan dalam Islam tersebut ada 4 yang merupakan bulan haram. 

Allah SWT berfirman, yang artinya, ”Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu.” (QS. At Taubah: 36)

Apakah bulan haram itu? Dalam Islam, bulan haram merujuk kepada bulan-bulan dalam penanggalan Islam di mana perang, pertumpahan darah, dan tindakan kekerasan dilarang atau dianggap sangat tidak disukai. Apakah selain bulan itu hal-hal tersebut boleh dilakukan? Boleh, namun tentu dengan alasan-alasan kuat yang secara fiqih diperbolehkan. 

Bulan haram adalah waktu yang dianggap suci dan damai di mana umat Islam dianjurkan untuk menjaga ketenangan, menahan diri dari konflik, dan meningkatkan ibadah serta amal kebajikan.

Bulan haram dalam Islam mencakup empat bulan dalam penanggalan Hijriah, yaitu:

Muharram

Bulan pertama dalam penanggalan Hijriah dan bulan yang dianggap paling suci setelah bulan Ramadan. Pada bulan Muharram, terdapat perayaan seperti peringatan Tahun Baru Islam dan peristiwa-peristiwa penting dalam sejarah Islam, seperti peristiwa Asyura yang terjadi pada 10 Muharram. Pada hari Asyura atau 10 Muharram disunnahkan untuk berpuasa, sebagaimana hadist Nabi,

Dari ‘Aisyah radliallahu ‘anha berkata: “Orang-orang melaksanakan shaum hari kesepuluh bulan Muharam (‘Asyura’) sebelum diwajibkan shaum Ramadhan. Hari itu adalah ketika Ka’bah ditutup dengan kain (kiswah). Ketika Allah subhanahu wata’ala telah mewajibkan shaum Ramadhan, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Barangsipa yang mau shaum hari ‘Asyura’ laksanakanlah dan siapa yang tidak mau tinggalkanlah!” (HR Bukhari).

Selain tanggal 10 Muharram, untuk membedakan dengan umat agama lain, khususnya Yahudi, Rasulullah pernah berencana untuk puasa di tanggal 9 Muharram, namun sebelum terlaksana, beliau wafat. Sebagian ulama menjadikan hal ini sebagai dasar penetapan disunnahkannya 9 dan 10 Muharram untuk berpuasa.

Rajab 

Rajab merupakan bulan ketujuh dalam penanggalan Hijriah. Bulan Rajab memiliki keutamaan khusus, di antaranya adalah malam Isra' Mi'raj atau perjalanan malam Nabi Muhammad SAW dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa dan perjalanan ke langit, yang diperingati umat Islam setiap tanggal 27 Rajab.

Dzul-Qa'idah

Merupakan bulan kesebelas dalam penanggalan Hijriah. Bulan ini merupakan awal dari musim haji yang puncaknya akan terjadi pada 10 Hijriah. Dalam tradisi Jawa, bulan ini disebut juga Apit, karena mengapit 2 hari raya, yakni Hari Raya Idul Fitri di bulan Syawal, dan Hari Raya Idul Adha di bulan Dzulhijjah.

DzulHijjah

Merupakan bulan keduabelas atau bulan terakhir dalam penanggalan Hijriah. Bulan ini merupakan bulan haji di mana umat Islam dari seluruh dunia berkumpul di Mekah untuk melaksanakan ibadah haji. Oleh karena itu, bulan ini juga sering disebut sebagai Bulan Haji.

Bulan-bulan haram ini dianggap istimewa dalam Islam dan umat Muslim dianjurkan untuk meningkatkan ibadah dan ketaatan selama periode ini. Umat Islam meyakini bahwa dalam Bulan Haram, pahala mengerjakan amal baik lebih tinggi, namun dosa saat mengerjakan amal buruk juga lebih besar. 

Penulis: Ummu Syahidah.


Posting Komentar untuk "Bulan Haram, Definisi dan Apa Saja Bulannya?"