Widget HTML #1

Syarat-Syarat Melakukan I’tikaf


Salah satu amalan unggulan di Bulan Ramadan, khususnya di sepuluh hari terakhir adalah I’tikaf. I'tikaf merupakan sebuah amalan ibadah dalam agama Islam, yang artinya seseorang mengalokasikan waktu khusus untuk berada di masjid dengan niat ibadah kepada Allah SWT. Dalam sebuh hadist dikatakan, “Dari Aisyah r.a., Rasulullah SAW sangat bersungguh-sungguh (beribadah) pada sepuluh hari terakhir (bulan Ramadan), melebihi kesungguhan beribadah di selain (malam) tersebut” (HR. Muslim).

Kesungguhan Rasulullah dalam beribadah, salah satunya dilakukan dengan I’tikaf tersebut. Hal tersebut berdasarkan hadist dari ‘Aisyah r.a.,  bahwa beliau berkata, “Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam melakukan i’tikaf pada sepuluh hari terakhir di bulan Ramadhan hingga Allah mewafatkan beliau. Kemudian aku melakukan i’tikaf setelah beliau.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Hukum melakukan I’tikaf adalah sunnah. Sebenarnya, i’tikaf juga bisa dilakukan di bulan selain Ramadan. Namun, tentu keutamaan beri’tikaf di bulan Ramadan sangat besar. Bagaimana cara melakukan I’tikaf? Beberapa hal yang sangat diperlukan untuk mengikuti i'tikaf adalah sebagai berikut.

Niat

Harus berniat i’tikaf karena Allah semat. Jadi, sebelum datang ke masjid, seseorang harus berniat dan meluruskan niat yang tulus dan murni untuk melakukan i'tikaf semata-mata untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dan meningkatkan ibadah.

Islam

Islam. Untuk bisa ber-i’tikaf di masjid, syaratnya seseorang haruslah telah memeluk agama Islam atau menjadi seorang Muslim.

Berakal dan Sudah Baligh

Kondisi berakal berarti dalam kondisi tidak gila, tidak mabuk, dan juga sudah baligh. Namun sebagian ulama membolehkan anak yang sudah mummayiz untuk beri’tikaf. Mumayyiz adalah usia di mana seorang anak bisa membedakan antara yang baik dan yang buruk. Yakni sekitar 7 tahun.

Suci Dari Hadas Besar

Hadas adalah kondisi yang tidak suci. Ada dua macam hadas, yaitu hadas kecil yang bisa disucikan dengan berwudhu, dan hadas besar yang harus disucikan dengan mandi besar seperti haid, keluar sperma, dan nifas. Syarat untuk I’tikaf adalah suci dari hadas besar.

Waktu dan Tempat

I'tikaf sebenarnya bisa juga dilakukan di waktu selain Ramadan. Namun, yang biasanya dilakukan adalah pada bulan Ramadan, khususnya pada 10 hari terakhir bulan Ramadan. 

Mayoritas ulama berpendapat bahwa I'tikaf harus dilakukan di dalam masjid, lebih baik lagi masjid jami’. Namun sebagian ulama berpendapat bahwa di masjid biasa pun tak masalah. Sementara untuk perempuan, jika dilakukan di masjid, I’tikaf harus dilakukan di ruangan yang tertutup sehingga tidak terlihat kaum laki-laki. Sementara, Imam Abu Hanifah berpendapat bahwa kaum perempuan boleh beri’tikaf di rumahnya, yakni di tempat yang biasa digunakan untuk sholat.

Selain beberapa hal tersebut di atas, selamat i'tikaf, seseorang harus bersabar dan tabah dalam menjalankan ibadah, menahan diri dari segala bentuk godaan atau gangguan dunia luar yang bisa mengganggu konsentrasi ibadah. Penting juga agar dia selalu berusaha dalam keadaan wara' atau berhati-hati untuk melakukan hal yang syubhat, serta berusaha keras menjauhi segala larangan Allah SWT selama i'tikaf. Jangan lupa, saat i'tikaf, seseorang juga harus menjaga kebersihan diri dan lingkungan sekitar tempat ibadah.

Itulah beberapa hal yang harus dipenuhi untuk melakukan i'tikaf. Seringkali kita menemui berbagai perbedaan pendapat antar ulama dalam menentukan suatu permasalahan.  Silakan berkonsultasi lebih lanjut kepada ulama yang bisa Sobat jangkau. [US].


Posting Komentar untuk "Syarat-Syarat Melakukan I’tikaf"