Widget HTML #1

The Global Sumud Flotilla: Gerakan Sipil Internasional Menembus Blokade Gaza

Kapal-kapal GSF (foto: Middle East Eye)

Kita semua tahu, bahwa Gaza telah terkepung sejak tahun 2007. Jalur Gaza yang hanya seluas 365 km persegi, dengan Kota Gaza sebagai pusatnya, yang luasnya juga hanya 45 km persegi, diblokade dari jalur darat, laut dan udara. Sekitar dua juta rakyat Gaza kini diibaratkan berada di sebuah penjara raksasa. Saat terjadi peristiwa genosida yang luar biasa kejam, selain pembantaian massal, jutaan rakyat Gaza juga mengalami kelaparan sangat parah (famine). Hal tersebut disebabkan karena bantuan kemanusiaan dilarang masuk oleh Israel. Gerbang perbatasan dengan Mesir di Rafah juga lebih sering dalam kondisi tertutup. Kalaupun ada bantuan diizinkan masuk, jumlahnya sangat terbatas.

Hal tersebut memicu kegelisahan dan kegeraman semua pihak. Salah satunya para aktivis Pro Palesina yang kemudian membentu The Global Sumud Flotilla (GSF). GSF adalah sebuah inisiatif untuk melakukan pelayaran menuju Gaza yang dipelopori oleh masyarakat sipil internasional. Tujuan GSF adalah menembus atau mendobrak blokade. yang dikenakan Israel terhadap Jalur Gaza. Kata“Sumud” diambil dari bahasa Arab berarti keteguhan atau ketahanan. Kata tersebut diambil untuk mencerminkan tekad solidaritas terhadap rakyat Palestina. Sementara, kata Flotilla diambil dari bahasa Spanyol yang berarti sekelompok kapal yang berlayar bersama.

Konvoi kapal-kapal ini tidak punya tujuan selain misi kemanusiaan. Jadi, gerakan ini bersifat non-kekerasan, mengkombinasikan aktivisme, bantuan kemanusiaan, dan diplomasi publik. Peserta bukan bagian dari pemerintahan atau partai politik, melainkan relawan, pekerja kemanusiaan, dokter, seniman, pengacara, pelaut, dan warga sipil lainnya dari berbagai negara. [1]

Para Tokoh

Barangkali Sobat Demuslim bertanya-tanya, siapa di balik munculnya gerakan ini? Ternyata GSF merupakan koalisi organisasi-organisasi pro Palestina yang telah melakukan pelayaran (flotilla) sebelumnya, seperti Freedom Flotilla Coalition, Global Movement to Gaza, Maghreb Sumud Flotilla, dan Sumud Nusantara. Jauh sebelum ini, usaha-usaha menembus blokade Gaza sudah dilakukan oleh sejumlah aktivis. Misalnya, pada tahun 2010, kapal Mavi Marmara yang ikut dalam Gaza Freedom Flotilla pernah diserbu oleh Tentara Israel di perairan internasional. 10 aktivis wafat dalam peristiwa tersebut, ada juga yang sempat ditahan di penjara Israel.

Pada GSF terdapat delegasi dari lebih dari 44 negara.. Beberapa aktivis terkenal ikut serta, meskipun tidak semua nama peserta dipublikasikan penuh demi keamanan. Nama-nama yang sering disebut antara lain Thiago Avilla atau Thiago de Ávila e Silva Oliveira dari Brazil yang mengorganisir GSF ini bersama tokoh lain seperti Greta Thunberg. Thiago dan Greta sempat ditahan oleh Israel saat melakukan aksi bersama Freedom Flotilla Coalition dengan kapal Madleen. 

Wanda Hamidah dan Muhammad Husein Gaza

Dari Indonesia juga ada sekitar 30 aktivis yang bergabung, seperti Muhammad Husein Gaza, Chiki Fawzi, Ustadz Bachtiar Nashir, Maimon Herawati, Wanda Hamidah, Risalah Amar, dan sebagainya. Namun, karena kapal untuk GSF berkurang banyak karena mengalami kerusakan, delegasi Indonesia kemudian menyerahkan kapalnya ke delegasi internasional lainnya. Info terbaru, masih ada beberapa aktivis Indonesia seperti Muhammad Husein dan Wanda Hamidah yang ikut berlayar, bergabung dengan aktivis dari negara Asia lainnya.

Asal Muasal GSF

Gerakan ini mulai diorganisir pada Bulan Juli 2025. Meningkatkan eskalasi kekerasan di Gaza, ditambah semakin banyaknya jumlah penduduk Gaza yang wafat bukan hanya karena bom, namun juga karena kelaparan, membuat para aktivis bertekad untuk bisa menembus Gaza. Pada bulan Agustus, kapal-kapal mulai berlayar dari beberapa pelabuhan di Laut Mediterania, seperti Spanyol (Barcelona), Italia (Catania, Genoa), Tunisia, dan juga dari Yunani [2]. Pada awalnya, kapal-kapal tersebut akan bertemu dengan aktivis dari Asia dan Afrika di Tunisia, lalu bersama-sama armada akan berlayar di Gaza pada 4 September 2025. Namun, banyak kejadian yang membuat pelayaran tertunda. Seperti dua kali serangan dari drone Israel di awal bulan September, banyaknya kapal yang rusak, cuaca dan sebagainya [3]. Akhirnya, pertengahan September, konvoi GSF pun mulai berlayar.

Untuk melacak sudah seberapa jauh perjalanan mereka, bisa dicek di SINI.

Sekali lagi, alasan utama adanya gerapa sipil ini adalah solidaritas masyarakat internasional terhadap penderitaan yang dialami rakyat Palestina, khususnya Gaza, yang terdampak blokade sejak lama, dengan kesulitan akses terhadap kebutuhan pokok seperti makanan, obat-obatan, dan bantuan kemanusiaan. Gerakan ini menekankan bahwa blokade tersebut ilegal menurut perspektif internasional, dan bahwa situasi di Gaza sudah sangat memburuk. GSF ingin menciptakan tekanan politik dan kesadaran global bahwa aksi non-kekerasan sipil bisa menjadi sarana untuk memperjuangkan hak asasi dan kemanusiaan [4].

Murni Gerakan Sipil

Menurut para aktivis ini, GSF merupakan gerakan sipil murni, tidak mewakili kepentingan  negara manapun. Pendanaan untuk membeli kapal dan bantuan kemanusiaan juga diorganisasi oleh masyarakat tanpa melibatkan unsur kekuasaan manapun. Jadi, GSF adalah gerakan grass root yang dirancang akan menjadi gerakan freedom flotilla terbesar dalam sejarah pelayaran ke Gaza. 

Maimon Herawati, salah seorang pegiatan GSF dari Indonesia menyebutkan, bahwa jika kapal-kapal ini bisa sampai di Gaza, mereka hanya akan menurunkan bantuan, dan kemudian pergi dari Gaza. Sesimpel itu. 

Namun, ternyata gerakan semurni ini juga masih dicurigai berlebihan oleh pihak Israel. Mereka terus memberikan ancaman, termasuk serangan kepada kapal utama. Namun, alih-alih takut, para aktivis GSF justru semakin bersemangat untuk segera menuju Gaza. Saat ini, menurut tracking dari website GSF, 41 kapal telah berlayar ke Gaza, 24 kapal dari Tunisia, dan 17 kapal berlayar dari Catania. Mereka akan bertemu di perairan internasional di Laut Mediterania, dan akan bersama-sama menuju Gaza.

Gerakan ini menggambarkan kombinasi aksi kemanusiaan dan aktivisme politik non-kekerasan: ingin membuka akses langsung ke Gaza, membangkitkan perhatian publik internasional, dan menekan pemerintah-pemerintah dunia agar bertindak terhadap situasi kemanusiaan di Gaza.

Meskipun sebagian besar aktivis GSF Indonesia sudah kembali, mereka terus memberikan dukungan finansial dan perbekalan. Beberap lembaga charity seperti Dompet Dhuafa, Masjid Nusantara, Smart 171, Rumah Zakat, dan sebagainya, terus menggalang dana untuk misi ini. Jika Sobat ingin berpartisipasi, jangan ragu untuk salurkan dana melalui lembaga-lembaga tersebut.

Penulis: Tim De Muslim Community

Referensi

[1]: https://www.goodnewsfromindonesia.id/2025/09/04/kenalan-dengan-global-sumud-flotilla-ada-relawan-indonesia-yang-ambil-bagian-di-dalamnya?utm_source=chatgpt.com "Kenalan dengan Global Sumud Flotilla: Ada Relawan ..."

[2]: https://www.aljazeera.com/news/2025/8/31/the-global-sumud-flotilla-to-gaza-everything-you-need-to-know?utm_source=chatgpt.com "The Global Sumud Flotilla to Gaza: Everything you need ..."

[3]: https://www.reuters.com/world/middle-east/flotilla-gaza-says-boat-struck-by-drone-tunisian-waters-authorities-deny-2025-09-08/?utm_source=chatgpt.com "Flotilla for Gaza says boat struck by drone in Tunisian waters, authorities deny"

[4]: https://globalsumudflotilla.org/about/?utm_source=chatgpt.com "About Us - Sail to Gaza - Global Sumud Flotilla"



Posting Komentar untuk "The Global Sumud Flotilla: Gerakan Sipil Internasional Menembus Blokade Gaza"