Israel Diambang Bangkrut, Biaya Perang Melewati 51 Milyar Dolar!

Efek bom di Gaza (foto: New York Times)

Perilaku brutal tentara Israel saat membombardir Jalur Gaza ternyata memakan biaya yang tidak murah. Saat ini, banyak kalangan menyebut bahwa Israel di ambang kebangkrutan. Biaya perang yang dikeluarkan oleh Israel, sebagaimana dilansir dari Anadolu per 5 November 2023 kemarin mencapai 2000 milyar Shekels, atau sekitar US $ 51 milyar. Jika dirupiahkan, mencapai Rp 765 trilyun. Sementara, menurut analisis Calcalist, sebagaimana dilansir dari Reuters (4/11/2023), biaya perang Israel melawan Hamas mencapai US $ 50 milyar. Karena pemberitaan Reuters dengan Anadolu selisih sehari, kedua berita tersebut sangat mungkin sama-sama valid.

Pihak Israel sendiri tidak menyebutkan angka sebanyak itu. Akan tetapi, empat hari yang lalu, The Times of Israel merilis berita bahwa setiap pekan, mereka mengeluarkan dana US $ 600 juta untuk berperang melawan Hamas atau Rp 9 trilyun per minggu, sehingga saat ini mereka telah mengeluarkan sekitar Rp 45 trilyun. Sangat mungkin jumlah ini dikeluarkan hanya untuk membiayai peralatan militer. Sementara, efek lainnya seperti kerugian ekonomi juga belum dihitung. Termasuk berbagai peralatan kendaraan tempur yang dirusak roket Hamas.

Meski kedua versi ini berselisih cukup banyak, namun biaya tersebut jelas sangat besar. Cara berperang Israel yang secara brutal melakukan pengeboman, merupakan sumber pemborosan yang sangat besar. Media-media memberitakan, bahwa dalam 6 hari pertama agresi ke Gaza, Israel telah menjatuhkan 6.000 bom, dan pada hari ke-26, total bom yang dijatuhkan adalah 18.000 bom. Sementara, hingga saat ini, bombardir terus dilakukan. Kebrutalan tersebut selain menyebabkan jatuhnya korban jiwa yang sangat besar di pihak Gaza, juga menyebabkan Israel harus mengeluarkan biaya sangat besar. 

Hingga hari ini, 13 November 2023, menurut Kementerian Kesehatan Palestina, total korban meninggal di pihak Palestina mencapai 11.180 jiwa, dan 28.200 terluka. Rumah sakit di Gaza mayoritas dalam keadaan lumpuh, bahkan Rumah Sakit Al-Shifa saat ini masih dalam pengepungan tentara Zionis Israel. Puluhan jenazah membusuk dan tak bisa dikuburkan, karena Israel akan menembak siapa saja yang keluar dari rumah sakit. [US].