Widget HTML #1

Keajaiban Memaafkan: Mengupas 5 Manfaat Karakter Pemaaf


Bermaaf-maafan merupakan hal lumrah saat lebaran. Semua dari kita akan meminta maaf atas kesalahan yang kita lakukan dan membuka pintu maaf atas kesalahan yang orang lain lakukan. Ada baiknya maaf-memaafkan tidak hanya dilakukan saat lebaran saja, namun menjadi sebuah kebiasaan, sehingga kita bisa memiliki sebuah karakter pemaaf. 

Permaafan (forgiveness), merupakan satu hal yang sangat baik dan bermanfaat untuk manusia. Secara psikologis, forgiveness merupakan proses di mana terjadi perubahan motivasi, perasaan, atau perilaku dari awalnya negatif menjadi positif terhadap orang-orang yang menyakiti atau berbuat kesalahan terhadap kita. Mudahnya, proses pemaaafan adalah proses menghilangkan emosi-emosi negatif seperti marah, sedih, kecewa, mangkel dan penolakan, menjadi perasaan lebih memahami, mengerti, dan menerima—meski kadang tidak selalu bisa melupakan orang yang menyakiti kita.

Saat lebaran, barangkali maaf memaafkan baru sekadar kepada orang-orang yang sebenarnya tak memiliki problem berat dengan kita, sehingga terasa mudah. Rasa bahagia karena hari raya, serta efek kesucian jiwa setelah berpuasa sebulan lamanya, membuat hati kita lembut, sehingga kita mudah menepis masalah-masalah kecil yang terjadi dengan orang-orang di sekitar kita. Namun, membentuk karakter pemaaf dalam artian yang sebenarnya, merupakan hal yang cukup berat. Meskipun berat, karakter pemaaf merupakan karakter yang sangat bermanfaat. Inilah beberapa manfaat dari forgiveness.

Membuka Keridhaan Allah SWT

Secara agama  menjadi poin positif yang membuka ridha Allah SWT, menjadi jalan meraih pengampunan, meraih pahala yang berlimpah ruah, dan akhirnya kita akan masuk ke surga-Nya.

Banyak sekali ayat dalam Al-Quran serta hadist Nabi yang menganjurkan kita untuk menjadi pribadi yang pemaaf. Allah SWT berfirman, “Balasan suatu keburukan adalah keburukan yang setimpal. Akan tetapi, siapa yang memaafkan dan berbuat baik (kepada orang yang berbuat jahat), maka pahalanya dari Allah. Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang zalim.” (QS. As-Syuura: 40)

Nabi SAW bersabda, “Barang siapa yang ingin dibangunkan baginya bangunan di surga, hendaknya ia memaafkan orang yang mendzaliminya, memberi orang yang bakhil padanya, dan menyambung silaturahmi kepada orang yang memutuskannya.” (HR. Thabrani).

Meningkatkan Kesehatan Mental

Selain manfaat secara agama, ternyata memaafkan juga baik untuk kesehatan mental. Memaafkan dapat membantu mengurangi tingkat stres, kecemasan, dan depresi. Sementara memendam rasa dendam dan kebencian hanya akan membebani pikiran dan tubuh dengan energi negatif. Riset Griffin et al (2015), menyebutkan bahwa orang yang tidak mau memaafkan ternyata memiliki kesehatan mental yang buruk serta rentan terhadap stres. Sebaliknya, memaafkan merupakan salah satu strategi coping stres yang efektif. Orang-orang yang mudah memaafkan dan meminta maaf, biasanya memiliki kesehatan mental yang baik.

Meningkatkan Kualitas Hubungan dengan Sesama

Orang-orang dengan karakter pemaaf, rata-rata memiliki kualitas hubungan (relationships) yang baik dengan orang lain. Riset Fincham (2015) membuktikan bahwa orang yang pemaaf, cenderung memiliki keluarga yang harmonis dan persahabatan yang berkualitas. Sangat mudah dipahami. Dalam berinteraksi dengan orang lain, selain hal yang menyenangkan, pasti ada hal-hal yang kurang menyenangkan. Tetapi orang yang pemaaf akan cenderung bertoleransi terhadap perilaku kurang baik dari orang lain, serta menyadari bahwa dirinya juga memiliki kekurangan yang mungkin menganggu partnernya.

Sejahtera Secara Psikologis

Forgiveness terbukti bisa meningkatkan perasaan bahagia pada orang yang memiliki karakter ini. Sementara, kebahagiaan dan sikap memaafkan, ternyata bisa mempengaruhi resiliensi atau ketangguhan seseorang dalam menghadapi berbagai macam kendala atau hal sulit dalam hidupnya.

Sehat Fisik dan Awet Muda

Orang yang pemaaf, secara fisik juga lebih sehat dan lebih awet muda. Ketika kita marah, dendam, kecewa, tubuh kita akan merespon hal tersebut sebagai bahaya dan akan mensekresi hormon seperti kortisol. Sebenarnya, dalam kadar yang cukup, kortisol bermanfaat, karena merupakan mekanisme pertahanan tubuh menghadapi ancaman dari luar. Tetapi jika kadarnya berlebih, kortisol akan membuat organ-organ tubuh seperti jantung dan pembuluh darah bekerja lebih keras. Berlebihan kortisol bisa menyebabkan obesitas dan memicu berbagai penyakit seperti hipertensi, serangan jantung dan stroke, serta memicu depresi. Penyakit-penyakit ini, selain membahayakan kesehatan, juga akan membuat kita menjadi lebih cepat terlihat tua.

Itulah 5 keajaiban menjadi pemaaf. Baik dalam konteks agama maupun kesehatan, memaafkan memiliki manfaat yang besar bagi individu dan masyarakat secara keseluruhan. Jadi, mengapa masih saja menyimpan dendam?

Penulis: Afifah Afra.

Posting Komentar untuk "Keajaiban Memaafkan: Mengupas 5 Manfaat Karakter Pemaaf"