Widget HTML #1

Perancis Berubah Kutuk Israel, Ini Alasannya

Presiden Perancis, Macron

Sikap Perancis akhir-akhir ini tampak berubah. Jika di awal peristiwa Perang Hamas-Israel yang dimulai dengan pecahnya Operasi Badai Al-Aqsa oleh Hamas, Perancis mengutuk Hamas. Dilansir dari Reuters (7/10/2023), Macron menyatakan berdiri bersama Israel dan mengakui bahwa Israel memiliki hak membela diri.

Akan tetapi, info terkini Perancis bersikap lebih berimbang. Baru-baru ini, Presiden Perancis, Emmanuel Macron mengeluarkan pernyataan bahwa Perancis tidak bersepakat dengan pengeboman yang terus dilakukan pihak Israel terhadap warga Gaza. Sebagaimana dilansir dari BBC (10/11/2023), Macron menyebutkan bahwa mereka tidak membenarkan perilaku membunuh warga sipil, termasuk bayi-bayi, para wanita dan orang-orang lanjut usia. Untuk itu, Macron mengatakan bahwa mereka mendesak agar segera ada gencatan senjata, sehingga warga sipil bisa dilindungi. Macron meminta agar Netanyahu menghentikan semua agresinya terhadap warga Palestina.

Meski begitu, Macron tetap menyatakan mengutuk serangan Hamas, dan menyebutkan bahwa Hamas adalah teroris. Macron tetap mengakui hak Israel membela diri, tetapi bombardir membabi buta harus dihentikan. "Bayi-bayi, wanita-wanita, para orangtua dibom dan dibunuh. Tidak adalah alasan untuk melakukan itu semua, tidak ada legitimasi." Ujar Macron, "Jadi, kami mendesak agar Israel menghentikannya."

Sikap Perancis yang kini lebih berimbang sangat mungkin disebabkan karena Israel ternyata juga mentarget aset Perancis di Gaza. Dilansir AFP (4/11/2023), Perancis marah karena Israel juga mengebom Pusat Lembaga Kebudayaan Perancis di Gaza. Hal tersebut membuat Menteri Luar Negeri Perancis, Catherine Colonna merasa heran dan mencoba meminta penjelasan terhadap Israel, namun Israel tetap menolak bertanggung jawab.

Menanggapi pernyataan Macron, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu tetap bersikeras menyangkal. Israel tak mau disalahkan, dan berkilah bahwa jika ada warga sipil yang terbunuh, bukan Israel yang harus disalahkan, tetapi Hamas.

Berdasarkan data per 10 November 2023, jumlah korban meninggal di Gaza mencapai 11.078 jiwa, dan 4.506 di antaranya adalah anak-anak. Sementara, dari pihak Israel, dilansir dari Al-jazeera (11/11/2023) baru-baru ini, pihak Israel merevisi jumlah korban meninggal dari 1.400 jiwa menjadi 1.200 jiwa saja. [YMS].

Posting Komentar untuk "Perancis Berubah Kutuk Israel, Ini Alasannya"