Widget HTML #1

judul gambar

Hamas Eksekusi Geng Pengacau Keamanan Di Gaza

Segera setelah gencatan senjata mulai berlaku antara Hamas dan Israel, Hamas secara aktif melakukan eksekusi terhadap kelompok-kelompok yang mengganggu keamanan di wilayah Gaza. Mereka adalah geng-geng yang dideteksi merupakan kolaborator Zionis dan menjadi pelaku penjarahan bantuan kemanusiaan. Menurut para aktivis kemanusiaan Pro Palestina, kelompok ini sebagian dipersenjatai oleh Israel, dan sengaja diposisikan untuk membuat kesan bahwa sepeninggal Israel dari Gaza, terjadi perang saudara antara warga Gaza sendiri. Gerombolan lokal bersenjata ini  sangat meresahkan, karena melanggar banyak ketertiban yang sedang diupayakan oleh otoritas keamanan Gaza yang saat ini dalam kendali Hamas. Saleh al-Jafarawi, menurut Al Jazeera, merupakan jurnalis Palestina yang dibunuh pada 12 Oktober 2025 oleh salah satu gerombolan pengkhianat tersebut, yaitu Klan Doghmush

Ada sejumlah alasan mengapa Hamas berusaha keras menertibkan kelompok-kelompok ini. Alasan paling utama adalah bahwa mereka merupakan kolaborator Israel.  Mereka bekerja sama dengan Israel — baik sebagai informan, penyusup, atau membantu operasi intelijen. Dalam kondisi darurat semacam ini, kolaborasi dengan musuh dianggap sebagai pelanggaran berat dan pengkhianatan. 

Kelompok-kelompok tersebut juga terbukti membajak bantuan kemanusiaan. Padahal, bantuan kemanusiaan yang masuk ke Gaza sangat dibutuhkan setelah kerusakan besar akibat genosisa. Ada laporan bahwa kelompok-kelompok bersenjata atau kriminal telah melakukan penjarahan atau pemanfaatan bantuan untuk kepentingan pribadi mereka. Hamas melihat bahwa jika praktik tersebut dibiarkan, ketidakpercayaan terhadap proses distribusi bantuan akan meningkat, yang bisa memperburuk kondisi kemanusiaan dan ketegangan sosial. 

Dalam kesepakatan gencatan senjata, sebagaimana dilansir dari Reuters (13/10/2025), salah satu persyaratannya adalah Hamas harus melakukan kontrol keamanan internal, mencegah pelanggaran, dan menjaga wilayahnya agar tidak menjadi sumber ancaman lebih lanjut. Eksekusi terhadap oknum yang melanggar dianggap sebagai bagian dari kewajiban untuk menjaga situasi tetap terkendali. Media-media asing melaporkan bahwa Hamas telah mendapat semacam “wewenang sementara” dari mediator atau disetujui oleh beberapa pihak internasional untuk melaksanakan operasi keamanan internal. 

Tindakan Hamas mengeksekusi kelompok pengganggu keamanan di Gaza selama gencatan senjata muncul sebagai bagian dari usaha menjaga keamanan, menegakkan hukum, serta menjamin bahwa bantuan kemanusiaan sampai kepada yang berhak. Meskipun demikian, metode yang digunakan menuai kritik tentang aspek hukum dan moral. Ke depannya, bagaimana proses penyelidikan dan transparansi dilakukan akan menjadi kunci bagi legitimasi dan kestabilan gencatan senjata tersebut.

Kelompok/Klan yang Ditertibkan Oleh Hamas

Ada beberapa klan yang ditertibkan oleh Hamas dalam beberapa hari terakhir ini, di antaranya adalah Klan Doghmush dan Kelompok Yasser Abu Shahab. Doghmush Clan dikenal kuat di Gaza dan pernah terlibat konflik dengan Hamas.   Laporan menyebut bahwa Hamas melakukan operasi terhadap anggota Doghmush, termasuk eksekusi terhadap beberapa anggota klan ini.    Klan ini telah melakukan aksi penjarahan bantuan kemanusiaan, merampas rumah yang ditinggalkan, dan berkolaborasi dengan Israel. Adapun Yasser Abu Shabab adalah seorang pemimpin kelompok bersenjata yang aktif di Rafah yang sering merampas bantuan kemanusiaan. 

Ironisnya, para influencer Israel menjadikan berita eksekusi para pengkhianat tersebut sebagai kampanye untuk memojokkan Hamas. Mereka menuduh bahwa sepeninggal Israel dari Gaza, Hamas justru mengeksekusi warganya sendiri. Memang begitulah Israel. Mereka berkolaborasi dan mempersenjatai kelompok penjahat lokal untuk menimbulkan kesan terjadi perang saudara di Gaza. Sebuah strategi culas dan licik, bukan? [YM].

Posting Komentar untuk "Hamas Eksekusi Geng Pengacau Keamanan Di Gaza "